Ia hanya tahu
hujan, ia sama sekali tidak tahu mentari
Dalam hening
ia bertanya kenapa hanya hujan
Dan hari
hujan yang ada dalam hidupnya
Ia terbangun
juga hanya tentang hujan bukan tentang cahaya atau gelap
Suatu waktu
ia bermimpi tentang pelangi setelah hujan
Hanya payung usang
dan mantel hangat yang juga sudah memudar
Seseorang bertanya
kapan terakhir kali ia tersenyum
Ia hanya muram
ketika di timpali pertanyaan seperti itu
Mungkin dalam
kamusnya manusia tidak ada yang berprilaku baik
Karena ia di
besarkan hanya di sebuah gubuk kecil bersama seorang nenek yang menemukannya di
jalan tanpa nama
Tanpa siapapun
hanya berbalut darah dengan Koran sebagai alasnya
Hari itu
tepat dimana nenek tua yang sekarang
hanya bisa ia ratapi nisannya
Ia ditemukan
penuh darah dan terisak di tengah guyuran hujan kedinginan
Dalam harapan
untuk tetap bisa hidup selayaknya manusia
Ketika tuhan
mempunyai segala macam cara
Untuk membuatnya
hidup, maka keajaiban terjadi
Ia masih bisa
bernafas dan bisa hidup tapi tanpa kebahagiaan berarti di dalam hidupnya
Si gadis
hujan, begitu orang lain menyebutnya
Ia hanya
keluar ketika hujan menjatuhkan cintanya ke bumi
Kau tahu
kenapa,ia merindukan sesuatu
Merindukan yang
entah kapan dan apa alasannya
Merindukan sesuatu
yang musthail
Tangannya mengkerut
kedinginan, ia basah kuyup
Hujan membawanya
pada kenangan yang tak berarti
Sampai suatu
waktu ia terbangun dalam sebuah mimpi tentang si gadis hujan…
Yang ternyata
hanya sebuah luka, di masa lalu
Yang seharusnya
…..bukan untuk dirinya
Tapi sisa
luka orang lain….