Ku katakan pada hatiku, jangan begitu
Kenapa bersedih?
Ku timpali tidak apa apa, tidak apa apa tapi mataku berair, kali ini pikiranku yang bertanya, jawab hati dan ia bilang tak apa apa tapi kedua mata malah ikut berair.
Kamu sedih? Tanya mata yg hanya terpaku
Jawab hati, iya sejujurnya begitu
Kenapa? Boleh aku membuatmu berair mata? Kali ini saja.
Mata menimpali dengan jawaban ya tidak apa apa, menangislah...
Apa sakit? Mata bertanya pada hati
Sungguh, hatipun mengangguk
Kenapa? Ya, aku merindukan pertemuan
Yg saat itu pernah ia katakan padaku
Lalu, mata pun serius bertanya
Aku harus menunggu sekarang
Mengapa begitu? Hati membuat mata berair.
Semua gak seperti itu, tak sesuai dengan saat itu, saat dimana cintaku mengatakan kalimat ya. Aku senang, sangat senang, aku kira benar
Tapi semua berubah, hanya karena....
Sudahlah, jika saja aku tak merindu seperti itu, mata. Mungkin aku yg salah
Aku tau, aku tau, kamu terluka bukan? Mata berair lagi
Ya, benar. Aku tidak bisa tidur, perasaanku terlalu aneh, bagaimana ini?
Mata berkata, tidurlah, tidak apa apa, semua akan membaik, mungkin ia perlu mengerti. Rindumu itu, semestinya kamu padamkan saja dulu
Iya, kah? Ah, jadi begitu ya, baiklah
Aku akan diam sementara ini
Ayo tidur, hati...
Jangan menangis