Sabtu, 03 Februari 2018

Si Gadis Hujan

Ia hanya tahu hujan, ia sama sekali tidak tahu mentari
Dalam hening ia bertanya kenapa hanya hujan

Dan hari hujan yang ada dalam hidupnya
Ia terbangun juga hanya tentang hujan bukan tentang cahaya atau gelap

Suatu waktu ia bermimpi tentang pelangi setelah hujan
Hanya payung usang dan mantel hangat yang juga sudah memudar

Seseorang bertanya kapan terakhir kali ia tersenyum
Ia hanya muram ketika di timpali pertanyaan seperti itu

Mungkin dalam kamusnya manusia tidak ada yang berprilaku baik
Karena ia di besarkan hanya di sebuah gubuk kecil bersama seorang nenek yang menemukannya di jalan tanpa nama

Tanpa siapapun hanya berbalut darah dengan Koran sebagai alasnya
Hari itu tepat dimana nenek  tua yang sekarang hanya bisa ia ratapi nisannya
Ia ditemukan penuh darah dan terisak di tengah guyuran hujan kedinginan

Dalam harapan untuk tetap bisa hidup selayaknya manusia
Ketika tuhan mempunyai segala macam cara
Untuk membuatnya hidup, maka keajaiban terjadi

Ia masih bisa bernafas dan bisa hidup tapi tanpa kebahagiaan berarti di dalam hidupnya
Si gadis hujan, begitu orang lain menyebutnya
Ia hanya keluar ketika hujan menjatuhkan cintanya ke bumi

Kau tahu kenapa,ia merindukan sesuatu
Merindukan yang entah kapan dan apa alasannya
Merindukan sesuatu yang musthail
Tangannya mengkerut kedinginan, ia basah kuyup

Hujan membawanya pada kenangan yang tak berarti

Sampai suatu waktu ia terbangun dalam sebuah mimpi tentang si gadis hujan…
Yang ternyata hanya sebuah luka, di masa lalu

Yang seharusnya …..bukan untuk dirinya
Tapi sisa luka orang lain….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

seandainya

Seandainya aku di perlakukan selayaknya dicintai mungkin akan sangat bahagia. Tanpa lagi harus mencari, mengetik pesan bertanya tentang kaba...